Minggu, 29 September 2019


Penerapan Grafik Komputer & Pengolahan Citra pada Kehidupan Sehari-hari

Dalam zaman yang sudah serba teknologi seperti saat ini, segala pekerjaan serta aspek-aspek kehidupan manusia sehari-hari menjadi tak luput dari yang namanya teknologi, baik teknologi di bidang kesehatan , sekolah maupun perkantoran. Saat ini teknologi sudah berkembang pesat, pada kesempatan kali ini saya akan membahas tentang teknologi di bidang komputer grafis dan pengolahan citra
Grafika komputer adalah bagian dari ilmu komputer yang memiliki kaitan dengan proses memanipulasi suatu gambar. Komputer grafis bisa disebut juga dengan proses penyimpanan atau manipulasi dari suatu model, gambar, grafik, diagram, atau suatu artistic menggunakan komputer (digital) dengan bantuan software.
Sedangkan, pengolahan citra merupakan bidang ilmu yang mempelajari tentang bagaimana suatu citra itu dibentuk, diolah, dan dianalisis sehingga menghasilkan informasi yang dapat dipahami oleh manusia. Teknik-teknik pengolahan citra mentransformasikan citra ke citra yang lain. Jadi masukannya adalah citra dan keluarannya juga dalam bentuk suatu citra. Pengolahan citra bertujuan memperbaiki kualitas citra agar mudah diinterpretasi oleh manusia atau mesin (dalam hal ini komputer).


PENERAPAN PENGOLAHAN GRAFIKA KOMPUTER DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

Desktop publishing

Desktop publishing adalah penggunaan komputer dan software khusus untuk membuat tampilan visual dari ide dan informasi. Trend teknologi desktop publishing ini dimanfaatkan untuk penerbitan percetakan iklan secara komersial atau distribusi elektronik termasuk PDF, menunjukkan slide, newsletter email, dan situs web. Pada Desktop Publishing, kecepatan bukan merupakan hal yang terpenting. Tetapi karena pada monitor nanti akan tampak gambar, seperti pada hasil tercetak maka komputer yang diperlukan adalah komputer yang berkemampuan tinggi. Selain itu sebuah penyimpanan data (RAM) dengan kapasitas 640KByte sangat lah diperlukan, mengingat luasnya program. Di samping itu pada program yang dapat menciptakan gambar dan teks, dan juga sejumlah data yang penting pada proses pengelolahan gambar.
Desktop publishing (atau dikenal dengan istilah DTP) menggabungkan sebuah komputer pribadi dan WYSIWYG layout halaman perangkat lunak untuk membuat publikasi dokumen pada komputer baik untuk penerbitan skala besar atau kecil skala lokal multifungsi periferal output dan distribusi.
Umumnya, DTP digunakan untuk menggambarkan tata letak halaman keterampilan. Namun, keterampilan dan perangkat lunak tidak terbatas pada kertas dan penerbitan buku. Keterampilan yang sama dan software yang sering digunakan untuk membuat grafik untuk menampilkan titik penjualan , materi promosi , pameran perdagangan menunjukkan , paket desain ritel dan luar tanda . Singkatnya, tekonologi DTP berfokus menjadi sebuah aplikasi untuk membantu dalam pembuatan halaman.

Aplikasi penunjang Teknologi Dekstop Publishing
·         Adobe FrameMaker Adobe FrameMaker
·         Adobe InDesign Adobe InDesign
·         Adobe PageMaker Adobe PageMaker
·         CorelDRAW CorelDRAW
·         Corel Ventura Corel Ventura
·         iStudio Publisher iStudio Penerbit
·         Microsoft Office Publisher Microsoft Office Publisher
·         Scribus Scribus
·         Serif PagePlus Serif PagePlus


PENERAPAN PENGOLAHAN CITRA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

Mikroskop Elektron

Mikroskop elektron adalah sebuah penciptaan teknologi mikroskop yang mampu untuk melakukan pembesaran objek sampai 2 juta kali, dengan menggunakan elektro statik dan elektro magnetik untuk mengontrol pencahayaan dan tampilan gambar serta memiliki kemampuan pembesaran objek serta resolusi yang jauh lebih bagus daripada mikroskop cahaya pada umumnya. Mikroskop elektron ini memanfaatkan jauh lebih banyak energi dan radiasi elektromagnetik yang lebih pendek dibandingkan mikroskop cahaya.
Kelebihan dari teknologi mikroskop electron ini yaitu,  dapat menghasilkan gambar yang lebih besar, jelas dan lebih baik daripada microskop cahaya biasa. Namun disamping itu, sayangnya dalam penggunaan mikroskop elektron membutuhkan proyektor dan ruangan yang luas untuk melihat hasil pengamatan.

·         Perkembangan Mikroskop Elektron.

1.      TEM & STEM.
Awal mula diciptakannya mikroskop elektron adalah berbentuk mikroskop transmisi elektron yang menggunakan dua lensa medan magnet dan sekarang telah dikembangkan menjadi mikroskop pemindai transmisi elektron (STEM). STEM memindai obyek menggunakan pola pemindaian dimana obyek tersebut dipindai dari satu sisi ke sisi lainnya (raster) yang menghasilkan lajur-lajur titik (dots) yang membentuk gambar seperti yang dihasilkan oleh CRT pada televisi / monitor.

2.      SEM & ESEM.

a)      SEM.
Scanning Electron Microscopy (SEM) digunakan untuk mengamati detil permukaan sel atau struktur mikroskopik lainnya, dan mampu menampilkan pengamatan obyek secara tiga dimensi. Resolusi hingga 50 nm atau magnifikasi 8.000 kali.
b)      ESEM.
Environmental Scanning Electron Microscope (ESEM) ini merupakan pengembangan dari SEM, yang dikembangkan untuk mengatasi objek pengamatan yang tidak memenuhi syarat sebagai objek TEM maupun SEM. ESEM ini dimungkinkan bagi seorang peneliti untuk meneliti sebuah objek yang berada pada lingkungan yang menyerupai gas yang betekanan rendah (low-pressure gaseous environments) misalnya pada 10-50 Torr serta tingkat humiditas diatas 100%.

·         Hubungan Mikroskop Elektron dengan Pengolahan Citra.
Penerapan pengolahan citra pada mikroskop elektron digunakan untuk meneliti elemen-elemen kecil yang harus diperbesar ribuan kali dari ukuran sebenarnya. Pencitraan ini tidak dilakukan dengan menggunakan cahaya melainkan dengan tembakan elektron.

Contoh penerapan pengolahan citra, misalnya saja terdapat bagian dari sebuah sel yang rusak sebagai hasil dari pencitraan mikroskop elektron. Bagian dari sel yang rusak itu adalah sebuah citra dan dilakukan pembesaran pada objek tersebut agar objek tersebut (sel) itu terlihat lebih jelas daripada sebelumnya. pengamatan pada objek ini termasuk pengolahan citra karena sebuah objek yang diamati oleh mikroskop elektron akan diolah sebagai sebuah objek yang baru yaitu setelah dilakukannya pembesaran pada objek tersebut. Jadi, objek yang lama merupakan sebuah citra lalu diolah oleh mikroskop elektron menjadi sebuah citra yang baru yaitu objek yang sudah diperbesar gambarnya dari sebelumnya.

Sumber :


Kamis, 18 April 2019


Perbedaan BRM dengan SLM


BRM (Business Relation Management)



·        Maksud dan Tujuan
Manajemen hubungan bisnis (BRM) adalah pendekatan formal untuk pemahaman, mendefinisikan, dan mendukung kegiatan antar-usaha yang terkait dengan jaringan bisnis. Manajemen hubungan bisnis terdiri dari pengetahuan, keterampilan, dan perilaku (atau kompetensi) yang membina hubungan yang produktif antara organisasi jasa (misalnya Sumber Daya Manusia , teknologi informasi , departemen keuangan, atau penyedia eksternal) dan mitra bisnis mereka. Adapun tujuan dari  manajemen hubungan bisnis adalah untuk memahami kebutuhan pelanggan bisnis dan untuk memberikan layanan yang memenuhi kebutuhan tersebut.

·        Peran
Penyebaran BRM didasarkan pada argumen bahwa penyedia layanan dan pelanggan akan memperoleh keuntungan dari suatu hubungan yang berusaha menyelaraskan aktivitas penyedia layanan dengan kebutuhan bisnis yang berkembang dari pelanggan dan meningkatkan pemahaman pelanggan terhadap penawaran dan nilai penyedia layanan. BRM berbeda dari manajemen hubungan perusahaan dan manajemen hubungan pelanggan meskipun hal itu berkaitan. Ini adalah ruang lingkup yang lebih besar daripada penghubung yang sejalan kepentingan bisnis dengan TI Penyerahan. Ruang lingkup manajemen hubungan bisnis berfokus pada penyelarasan pelanggan tujuan dengan kegiatan penyedia layanan TI.

·        Fokus BRM
Bisnis Relationship Management berfokus pada realisasi nilai bisnis melalui mitra bisnis akuntabel, kemajuan dalam skala, ruang lingkup, dan kecanggihan efek jaringan gangguan konstan sebagai ‘normal baru’ dinamis bisnis, desentralisasi pengetahuan dan devaluasi kekayaan intelektual tradisional, peningkatan keterbukaan pengetahuan jaringan,  penurunan komando dan kontrol manajemen.



SLM (Service Level Management)


·        Maksud dan Tujuan
Layanan Manajemen tingkat (SLM) hadir untuk memastikan bahwa layanan sepenuhnya menyelaraskan dengan kebutuhan bisnis dan memenuhi persyaratan pelanggan fungsi, ketersediaan dan kinerja. Sedangkan Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa tingkat layanan negogiasi dan setuju dengan pelanggan dan semua layanan disampaikan ke tingkat layanan yang telah disetujui yang didefinisikan di dalam indikator kinerja yang telah disepakati. SLM pelayan dari hubungan antara penyedia layanan teknologi informasi dan pelanggan dan bertanggung jawab kepada pengguna untuk layanan disampaikan.

·        Indikator Performa SLM
Indikator performa SLM memberi suatu mekanisme untuk memonitor dan memperbaiki tingkat layanan sebagai tolok ukur kesuksesan. Mekanisme ini menjadikan organisasi lebih cepat dalam bereaksi menangani  permasalahan dan akan lebih mudah mengenali isu yang mempengaruhi layanan. Mengabaikan  pengukuran terhadap tingkat layanan sama artinya dengan meninggalkan segala rancangan proaktif yang telah dibuat karena organisasi dipaksa berada dalam kondisi reaktif.

·        Kegiatan pokok SLM
-      Mengembangkan dan bernegosiasi SLA dengan pelanggan
-     Menjamin SLA didukung oleh internal (OLAs) dan eksternal (UCs) perjanjian         yang mendukung pencapaian tingkat layanan yang telah disetujui
-     Bertindak sebagai jembatan antara penyedia layanan teknologi informasi dan           bisnis
-     Untuk mengelola dan memelihara hubungan positif, konstruktif dengan                 pelanggan. Sebagai antarmuka utama antara teknologi informasi dan bisnis, itu       harus tetap up to date dengan semua perkembangan yang relevan.


Perbedaan BRM dengan SLM
BRM itu dia lebih ke hubungan jangka panjang dengan pelangggan dan harus tahu kalau pelanggan itu senang dengan apa yang kita sampaikan, sedangkan SLM itu dia lebih ke perjanjian yang telah di buat dengan pelanggan pada tingkat layanan yang diberikan untuk layanan tertentu, dan menegaskan bahwa tingkat layanan itu terpenuhi, dan pelanggan kita menjadi puas oleh layanan itu.


Selasa, 16 April 2019


Audit Sistem Informasi Pada PT. ANTAM (PERSERO) TBK
Menggunakan Pendekatan CobIT




Seiring dengan berkembangnya zaman, pemenuhan kebutuhan akan sistem informasi bagi semua jenis organisasi menyebabkan perkembangan sistem informasi yang begitu pesat. Penerapan teknologi informasi pada proses bisnis suatu perusahaan dipandang sebagai suatu solusi yang nantinya dapat meningkatkan kemampuan perusahaan di dalam persaingan. Hal ini menyebabkan pentingnya peningkatan peran teknologi informasi agar selaras dengan investasi yang telah dikeluarkan, sehingga dibutuhkan perencanaan secara implementasi yang optimal.

Peranan Sistem Informasi yang signifikan ini tentu harus diimbangi dengan pengaturan dan pengelolaan yang tepat, sehingga kerugian-kerugian yang mungkin terjadi dapat dihindari. Kerugian yang dimaksud dapat timbul dari masalah-masalah, seperti adanya kasus kehilangan data, kebocoran data, informasi yang tersedia tidak akurat yang disebabkan oleh pemrosesan data yang salah sehingga integritas data tidak dapat dipertahankan, penyalahgunaan komputer, serta pengadaan investasi Teknologi Informasi (TI) yang bernilai tinggi namun tidak diimbangi dengan pengembalian nilai yang sesuai. Hal-hal tersebut tentunya sangat mempengaruhi pengambilan keputusan, termasuk mempengaruhi efektifitas dan efisiensi di dalam pencapaian tujuan dan strategi organisasi.

Sehubungan dengan alasan tersebut diperlukan adanya sebuah mekanisme kontrol audit sistem informasi atau audit terhadap pengelolaan teknologi informasi. Audit SI/TI dalam kerangka kerja CobIT , yang lebih sering disebut dengan istilah IT Assurance ini bukan hanya dapat memberikan evaluasi terhadap keadaan tata kelola Teknologi Informasi di PT ANTAM (Persero) Tbk, tetapi dapat juga memberikan masukan yang dapat digunakan untuk perbaikan pengelolaannya di masa yang akan datang.



Ø Audit Atas Pengendalian Umum
Audit atas pengendalian umum adalah audit sistem informasi pada lingkungan ICT perusahaan yang terdiri dari pengendalian manajemen, pengendalian fisik, pengendalian lingkungan dan akses logis ke dalam sistem dan aplikasi.

Hasil dari audit atas pengendalian umum pada PT Antam Persero (Tbk) adalah:


Ø Identifikasi Maturity Level menggunakan pendekatan CobIT 4.1

Ada beberapa tahapan yang harus dilakukan untuk mengidentifikasi Maturity Level pada perusahan menggunakan pendekatan CobIT 4.1. Diantaranya adalah mengidentifikasi business goals perusahaan, lalu menghubungkan business goals perusahaan dengan business goals CobIT 4.1, setelah itu medeteksi IT goals perusahaan, lalu menghubungkan IT goals perusahaan dengan IT goals CobIT 4.1, setelah itu baru dapat terdeteksi IT process CobIT 4.1 mana saja yang terdeteksi pada perusahaan.
Setelah melakukan tahapan tersebut, hasil IT process CobIT 4.1 yang terdeteksi pada PT ANTAM (Persero) Tbk adalah sebagai berikut :




Sedangkan hasil perhitungan dari Maturity Level atas IT process yang terdeteksi tersebut adalah:


Hasil opini audit menggunakan CobIT 4.1 adalah:


Sehingga penulis dapat menyimpulkan dari perbandingan perolehan opini tersebut, bahwa opini umum untuk PT ANTAM (Persero) Tbk adalah Qualified, yaitu sudah menemukan pola pengembangan yang terarah dan berjalan dengan pola yang sama.


Ø Audit Atas Pengendalian Aplikasi
Dalam melakukan audit atas pengendalian aplikasi yang terdiri dari audit atas pengendalian batasan (Boundary Controls), pengendalian masukan (Input Controls), pengendalian proses (Process Controls) dan pengendalian keluaran (Output Controls).
Hasil dari masing-masing pengendalian aplikasi adalah sebagai berikut:

a)     Pengendalian batasan (Boundary Controls)

Kendali batasan meyakinakan bahwa Sistem Aplikasi dilengkapi dengan login akses berupa password dan username serta terdapat batasan-batasan terhadap kewenangan user dalam mengakses aplikasi.


a)     Pengendalian masukan (Input Controls)
Kendali input meyakinkan bahwa transaksi di-input ke dalam dan diterima oleh komputer, diproses hanya sekali, tanpa duplikat dan kesalahan.
Adapun temuan audit yang dihasilkan dari Pengendalian Masukan (Input Controls) adalah:


a)     Pengendalian keluaran (Output Controls)
Kendali output meyakinkan bahwa data output: dilaporkan dengan cara yang benar, dapat dilihat/tersedia hanya untuk personil yang memiliki otoritas serta ditahan atau dihancurkan secara wajar/memadai.
Adapun temuan audit yang dihasilkan dari Pengendalian Keluaran (Output Controls) adalah:



Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis pengendalian umum pada PT ANTAM (Persero) Tbk secara keseluruhan pengendalian umum sudah cukup, karena:

a)     Pada pengendalian manajemen sudah terdapat :
·        IT strategy jangka pendek dan janga panjang, kebijakan dan prosedur tertulis.
·        Arah kebijakan TI sudah jelas dan sudah dikomunikasikan kepada staff
·        Sudah terdapat keseragaman arsitektur informasi
·        Tenaga kerja bagian TI sudah cukup dalam hal jumlah dan kompetensi.
·        Sudah terdapat monitoring atas kinerja bagian TI,
·        Sudah terdapat quality assurance dan analisa resiko.
·        Sudah terdapat manajemen proyek.
·        Dokumentasi sudah lengkap dan sudah memenuhi standar

b)    Pada pengendalian fisik sudah terdapat :
·        Auto lock dan auto logout.

c)     Pada pengendalian lingkungan sudah terdapat :
·        Peraturan tertulis mengenai persyaratan ruang server.
·        Sudah terdapat peraturan peralatan yang cukup untuk menjaga kondisi ruangan server.
·        Sudah terdapat Disaster Recovery Planning (DRP) dan Disaster Recovery Center (DRC).

a)     Pada akses logis ke dalam sistem dan aplikasi sudah terdapat :
·   Berdasarkan hasil analisis COBIT perusahaan berada pada level rata-rata 3,9. Pada level ini,  proses TI di PT ANTAM (Persero) Tbk berada pada skala rata-rata 3, yaitu Defined, bahwa seluruh proses telah didokumentasikan dan telah dikomunikasikan, serta dilaksanakan pengembangan sistem komputerisasi yang baik, namun proses evaluasi belum dilakukan  secara menyeluruh, sehingga masih ada kemungkinan dapat terjadinya penyimpangan.
·     Di PT ANTAM (Persero) Tbk, terdapat 8 proses berada pada level optimised, 18 proses pada  level managed and measured dan 8 proses pada level defined.
·  Berdasarkan hasil mapping antara business goals PT ANTAM (Persero) Tbk dan COBIT framework 4.1, terdapat 29 proses control objectives yang harus diperhatikan perusahaan.
·     Secara keseluruhan berdasarkan 29 proses COBIT opini umum untuk perusahaan adalah qualified karena 5 proses lainnya tidak terdeteksi terhadap proses lainnya.


Berdasarkan hasil analisis pengendalian aplikasi dapat disimpulkan bahwa:

a)     Pengendalian Batasan (Boundary Controls)
    Sudah cukup memadai, karena Sistem Aplikasi dilengkapi dengan login akses berupa password dan username serta terdapat batasan-batasan terhadap kewenangan user dalam mengakses aplikasi.

b)    Pengendalian Masukan (Input Controls)
    Sudah cukup memadai, karena transaksi diinput ke dalam dan diterima oleh komputer, diproses hanya sekali, tanpa duplikat dan kesalahan.

c)     Pengendalian Proses (Process Controls)
     Sudah cukup memadai, karena pemrosesan transaksi diterima oleh komputer, diproses dengan logika yang valid, melalui seluruh fase pemrosesan, dan di update ke file dan data yang benar.

d)    Pengendalian Keluaran (Output Controls)
   Sudah cukup memadai, namun tidak terdapat contact person apabila terjadi sesuatu atas laporan yang dihasilkan, tidak terdapat end of page yang menyatakan bahwa laporan lebih dari satu halaman dan tidak terdapat batas waktu penyimpanan terhadap laporan sehingga membuat pelaksanaannya menjadi kurang efektif dan efisien.



sumber :

https://sis.binus.ac.id/2015/06/24/pentingnya-audit-sistem-informasi-bagi-organisasi/
http://eprints.binus.ac.id/27739/








Jumat, 29 Maret 2019


Analisa Infrastruktur Teknologi
Shopee



Shopee adalah salah satu aplikasi e-commerce yang dapat menghubungkan pembeli dan penjual dalam satu komunitas, yang berbasis adroid dan iOS serta dapat juga diakses melalui website resmi. Pada tahun 2015, Shopee untuk pertama kali diluncurkan di Singapura sebagai perusahaan e-commerce yang berada di bawah naungan Garena (berubah nama menjadi SEA Group). Shopee resmi diperkenalkan sebagai pasar mobile pertama yang menjalankan bisnis C2C (Customer to Customer) mobile marketplace, dimana pengguna dapat melakukan kegiatan berbelanja serta berjualan kapan saja. Layanan Shopee diperuntukkan untuk semua orang dan dapat diakses secara gratis. Secara garis besar, aplikasi ini bertujuan untuk membuat proses perbelanjaan semakin mudah dan aman bagi penjual dan pembeli via online atau internet.

Salah satu perusahaan e-commerce ini terus berkembang, yang awalnya berpusat di Singapura lalu menjalar ke berbagai negara di Kawasan Asia Tenggara, seperti Indonesia, Malaysia, Thailand, Taiwan, Vietnam dan Filipina. Pada aplikasi Shopee ini, ada banyak sekali barang yang dijual serta beragam, mulai dari pakaian, peralatan rumah tangga, barang elektronik, alat kecantikan, hingga voucher pulsa dan voucher berbelanja pun juga ditawarkan dalam aplikasi ini.

Saat ini aplikasi Shopee masih menjadi aplikasi online shop yang diminati masyarakat dalam berbagai kalangan usia, karena kemudahan akses yang ditawarkan dan juga didukung adanya fitur-fitur tambahan pada Shopee antara lain ShopeePay dan Koin Shopee yang lebih memudahkan kita dalam prsoses kegiatan transaksi saat berbelanja melalui aplikasi ini.


Pada kesempatan kali ini, saya tertarik untuk membahas tentang Service Lifecycle dan saya akan mencoba menganalisa hal-hal dasar dari infrastruktur perusahaan Shopee ini dengan 5 standar ITIL (Information Technology Infrastructur Library) :



1.  Service Strategy
Bagi organisasi TI yang baru akan mengimplementasikan ITIL, service strategy digunakan sebagai panduan untuk menentukan tujuan/sasaran serta ekspektasi nilai kinerja dalam mengelola layanan TI

Visi Shopee : “Memberikan pengalaman berbelanja yang mudah dan menyenangkan bagi semua pengguna dan menjadi pilihan platform e-commerce di Asia Tenggara dan Taiwan."

Jika saya analisa dari visi Shopee ini, sudah menunjukkan aksi nyatanya. Karena yang kita sama-sama ketahui aplikasi Shopee berhasil menarik minat masyarakat dengan berbagai fitur menarik serta kemudahan akses yang ditawarkannya. Selain itu, aplikasi Shopee ini juga hadir dengan menyediakan berbagai barang yang sangat beragam sesuai dengan apa yang sedang dibutuhkan oleh masyarakat. Hal inilah yang menyebabkan Shopee menjadi salah satu aplikasi online shop pilihan masyarakat. Tercatat, lebih dari 43 juta jumlah pengguna aktif Shopee berdasarkan jumlah download aplikasi di Play Store maupun App Store.


2.     Service Design




Pada tahapan service design ini memberikan panduan kepada organisasi TI untuk dapat secara sistematis mendesain dan membangun layanan TI maupun implementasi ITSM (Information Technology Service Management) itu sendiri. Hal ini bertujuan agar layanan TI dapat memberikan manfaat kepada pengguna (user) serta meningkatkan kualitas layanan.sesuai dengan visinya. Aplikasi Shopee hadir guna memenuhi kebutuhan masyarakat masa kini, didukung dengan tampilan interface aplikasi Shopee yang mudah dimengerti. Fitur – fitur serta susunan tampilan menu nya juga jelas dan tidak rumit sehingga sangat mempermudah akses dalam kegiatan jual beli online. 


3.     Service Transition


Service transition menyediakan panduan kepada organisasi TI untuk dapat mengembangkan kemampuan untuk mengubah hasil desain layanan TI baik yang baru maupun layanan TI yang diubah spesifikasinya ke dalam lingkungan operasional. Pada aplikasi Shopee misalnya saja, awalnya hanya menjadi aplikasi jual-beli online dengan sistem pembayaran dengan proses transfer melalui m-banking atau tranfer manual via ATM. Namun saat ini Shopee hadir dengan fitur ShopeePay dan fitur Koin Shopee yang dapat dimanfaatkan untuk menjadi alat transaksi lain selain via m-banking atau tranfer secara manual.

Fitur ShopeePay bertujuan untuk memudahkan kita dalam menyimpan seluruh pendapatan dan dana pengembalian di Shopee. Sedangkan koin Shopee adalah mata uang virtual resmi di Shopee yang akan dikreditkan ke akun kita setiap kita berhasil berbelanja di toko Star Seller Shopee atau Official Shops. Kedua fitur tersebut dimaksudkan untuk mempermudah dalam proses transaksi dalam kegiatan jual-beli.



4.     Service Operation

Pengertian dari service operation adalah layanan harian terhadap kebutuhan IT dari para pelanggan. Pada bagian service operation ini bertujuan untuk memastikan customer mencapai tujuannya. Jadi intinya pada tahapan ini, pemilik layanan bertanggung jawab atas kinerja layanan, dan pemilik layanan harus memastikan bahwa pelanggan puas dengan layanannya.

Pada aplikasi Shopee ini menurut saya, masih kurang memenuhi standar service operation. Setelah saya amati pada rating dan review aplikasi yang ada pada playstore, aplikasi Shopee ini memperoleh rating 4.2 / 5. Pada kolom review juga masih ditemukan beberapa komentar yang kurang puas terhadap pelayanan aplikasi ini, seperti terjadi error system saat melakukan pendaftaran akun ataupun pada saat melakukan transaksi, dan ada juga yang masih mengeluhkan soal customer care yang kurang komunikatif. Namun disini sisi positifnya, dari pihak Shopee responsif memberi tanggapan pada keluhan dari user yang ada di kolom komentar review pada playstore aplikasi Shopee.


5.     Continual Service Improvement
Tahap terakhir dari siklus layanan ITIL adalah tahap Continual Service Improvement. Dalam rangka membangun manajemen layanan yang lebih baik, maka tentu dibutuhkan adanya pemantauan dan pengendalian yang progresif. Pada tahapan ini agak sedikit berkaitan dengan tahapan service strategy (tahap pertama), karena dalam tahapan ini pemilik layanan harus memastikan bahwa layanan sesuai dengan target strategis yang terkait dengan layanan IT tertentu. Apabila target layanan sudah tercapai, maka pemilik layanan dapat mengembangkan layanan yang ada dengan menghadirkan inovasi-inovasi baru dengan harapan untuk menyempurnakan layanan yang sudah  ada.

Saat ini, aplikasi Shopee sudah banyak melakukan pembaruan fitur. Sejak dari awal rilis aplikasi ini di playstore pada Juni 2015, aplikasi Shopee terus berinovasi untuk menghadirkan fitur yang lebih menarik dan mempermudah proses penjualan dan pembelian secara online. Sesuai dengan data yang saya dapatkan dari playstore, terakhir aplikasi Shopee ini melakukan pembaruan aplikasi (update) tercatat pada tanggal 20 Maret 2019. Namun, tentunya saya yakin proses pembaruan aplikasi Shopee ini masih akan terus berlanjut dan berkembang dikemudian harinya.



Demikianlah hasil Analisa saya terhadap aplikasi Shopee ini. Kesimpulan yang dapat saya berikan adalah, menurut saya aplikasi Shopee sudah agak memenuhi 5 standar dari ITIL (Information Technology Infrastructur Library). Hal ini dikarenakan menurut saya pihak penyedia layanan (Shopee) dirasa masih kurang dalam tahap service operation. Berdasarkan dari review pengguna aplikasi Shopee yang berkomentar dalam kolom review aplikasi di playstore saya masih menemukan banyak keluhan dari pengguna layanan (user) terhadap penyedia layanan (Shopee).  




Sabtu, 05 Januari 2019


Review Aplikasi FLO


FLO adalah salah satu aplikasi yang dapat digunakan untuk menentukan periode menstruasi dan masa subur wanita. Dengan kehadiran aplikasi ini, tentu mempermudah para wanita untuk memantau siklus kewanitaannya, karena aplikasi FLO dapat mengetahui siklus menstruasi dan memberikan notifikasi 2 hari sebelum tanggal perkiraan terjadinya menstruasi.

Cara menggunakan aplikasi FLO ini juga tergolong mudah. Hanya pertama tentu harus menginstall aplikasi FLO yang sudah ada di playstore pada android dan apple store pada iOS. Setelah menginstall, kita diminta membuat akun terlebih dahulu (biasanya dapat menggunakan akun google atau facebook), dan kita dapat memasukkan data mengenai menstruasi. Data yang dimasukkan tidak sekedar hanya tanggal saja, tetapi kita dapat memasukkan juga kondisi emosional yang dirasakan saat menstruasi dan juga gejala-gejala fisik serta psikis lainnya. Salah satu kecanggihan aplikasi ini, juga dapat memunculkan artikel-artikel tentang kesehatan wanita yang sesuai dengan data yang sudah dicatat dalam aplikasi FLO.

Selain itu, aplikasi FLO ini juga dapat menentukan periode ovulasi dan kehamilan. Hal ini dapat membantu para wanita untuk merencanakan kehamilannya dengan prediksi masa subur. Aplikasi FLO dapat memperlihatkan data kehamilan dan juga menunjukkan perkembangan janin dari tiap pekan kehamilan. Aplikasi ini juga dilengkapi perhitungan mundur mejelang kelahiran buah hati.


Link video review aplikasi FLO