Jumat, 16 April 2021

Experience on Home Studying During Covid-19 Pandemic

I have felt online learning since last year. This is the second semester for me to undergo the online learning process. talk hard? it is indeed difficult to adapt to changes in the offline learning system by meeting in class and immediately on the online system where all discussion and examination work is all using the online system. Sometimes boredom also comes because the learning process is only staring at the screen continuously, unable to interact with friends, and also the lecturers. Not to mention the internet connection problem which sometimes becomes a barrier in running this online classroom system. and it becomes a serious problem during the test process but the internet connection is not stable.

In the early days of running an online learning system, of course there were some difficulties experienced, such as in understanding the material presented, especially the material that was only delivered by uploading material files, so you had to understand it independently. The difficulty is when there is material about logical analysis or calculation questions which require a detailed explanation from the lecturer.

One of the problems that often occurs in this online class system is that students are sometimes not focused and neglectful of the deadlines for submitting assignments. This is because every student must keep updating the assignment collection information on the site that has been provided. Therefore, internet service facilities must always be available properly, but not all students who undergo this online learning system have sufficient internet facilities. so in my opinion, this is one of the weaknesses of online learning systems

Online exams are also often deemed ineffective in educating student character, especially honesty. because online examination supervision still experiences many obstacles and shortcomings because there is still less implementation of more optimal supervision. Of course this is with the hope that the results of student examinations purely reflect the academic quality of each student.

Honestly, sometimes I feel bored and bored in undergoing online learning as it is today. Because the activities carried out are of course mostly just staring at the computer screen, and every day within a few hours it will continue to be like that and be repeated. It is natural for students to feel bored and bored due to the lack of interaction with lecturers and classmates, which of course is due to being limited by online facilities. Therefore there should be an innovation that can make the online learning process that has been running for more than 1 year so that it is more interesting and does not have a saturation effect.

The way that can be done is perhaps with a more interactive lecturer in providing material such as with the addition of a blackboard so that it will add a more detailed learning impression than just a powerpoint slide show. Especially in the material for calculating numbers. besides that this method will also have an effect on a sense of learning like in class in general offline before this pandemic.

I and of course all the other students really hope that the pandemic will quickly pass and things will return to normal, with the hope that we can return to doing offline learning as before

Kamis, 16 Januari 2020


APLIKASI WAZE





·         Fungsi
Fungsi utama dari Waze adalah Bernavigasi dengan kendaraan dengan kalkulasi rute (Routing) untuk mencapai suatu lokasi atau tujuan. Fungsi lain yang bisa dimanfaatkan dari Waze adalah informasi situasi jalan/lalu lintas antar sesama penggunanya baik secara pasif maupun aktif, dimana di Indonesia saat ini fungsi yang kedua cukup dominan dibandingkan dengan fungsi utama (kalkulasi rute).
Waze juga hadir dengan tampilan yang lebih lengkap dan jelas. Peta yang ditawarkan lebih berwarna dengan keterangan yang cukup membantu pengguna. Bahkan, Waze menghadirkan tingkat kemacetan dalam tiga kategori yakni Moderate, Heavy hingga Standstill. Ini akan semakin membantu pengguna dalam perjalanan dan opsi pemilihan rute tercepat yang dapat diakses oleh pengguna.

·         Manfaat
Aplikasi Waze memiliki beberapa ragam fitur untuk menunjang dalam penggunaanya, berikut merupakan beberapa manfaat dari fitur pada aplikasi Waze antara lain :
Ø  Pengguna dapat melakukan pencarian tujuan atau alamat secara langsung melalui keterangan pada daftar kontak telepon pengguna. Panduan arah yang diberikan oleh aplikasi Waze juga sesuai dengan navigasi (Turn by Turn) dan dilengkapi dengan pengucapan nama jalan saat bernavigasi (Text-To-Speech/TTS)
Ø  Pengguna dapat menggunakan fitur ganjil-genap, sehingga mendapatkan informasi tentang jalur mana saja yang harus dihindari. Aplikasi Waze secara otomatis akan melakukan rerouting dan memberikan arahan rute lintasan dengan menyesuaikan implementasi ganjil genap tersebut.
Ø  Pengguna mendapatkan informasi kondisi jalan secara update apabila terjadi kecelakaan, bahaya, operasi razia dari polisi dan penutupan jalan. Hal ini sesuai dengan tagline Waze yakni “Outsmarting Traffic, Together”. Pengguna bisa mendapat laporan kondisi lalu lintas terkini dari pengguna lainnya dan komunitas penyunting peta Waze secara real time dan lebih detail.
Ø  Pengguna dapat terbantu untuk mengetahui lokasi SPBU dan harga SPBU termurah pada rute terdekat, dikarenakan PT Pertamina (Persero) Tbk sudah menyiapkan peta Stasiun Pengisian Bahan Bakar (SPBU) yang berkerja sama dengan aplikasi Waze.

·         Cara Kerja
Waze bekerja berdasarkan dari dua jenis data yang berbeda. Yang pertama adalah data yang berdasarkan dari Map Community dan yang kedua adalah data yang berdasarkan dari User Report.
1.       Map Community adalah para pengguna (user) yang aktif memberikan update terhadap peta yang ada di daerahnya. Jadi, awalnya Waze memberikan data peta yang berdasarkan dari Google Map, dan kemudian para Map Editor memberikan tambahan-tambahan ke dalam peta dari Google Map tersebut. Bisa dibilang, jika awalnya Google Map itu ibarat kata seperti sebuah peta buta yang masih kosong dan hanya berisikan data mentah saja, kemudian setelah diolah oleh para Map Editor, peta tersebut menjadi peta kaya yang berisikan data-data yang lebih detail.
2.       User Report adalah informasi data yang diberikan oleh para pengguna Waze atau sering disebut sebagai Wazer. Data ini bersifat real time, atau aktual berdasarkan dari data langsung di lapangan. Data-data yang dikumpulkan dari para Wazer ini seperti informasi kemacetan, posisi polisi, kondisi jalan, kecelakaan, hambatan cuaca, sampai dengan laporan kendaraan mogok. Data-data inilah yang sangat diandalkan oleh Waze untuk memberikan saran navigasi untuk menghindari kemacetan.

Ø  Cara Waze bekerja saat User Reporting
Selain data-data mengenai peta dan lalu lintas yang didapat secara real time, Waze pada dasarnya adalah aplikasi yang memanfaatkan teknologi GPS sebagai nyawanya. Waze menggunakan GPS untuk mengambil lokasi dari seluruh Wazer dan kemudian memasukkannya ke dalam sistem otomatis yang bekerja di balik layar. Setiap kali ada Wazer yang memberikan informasi data, maka data tersebut akan dianalisa secara otomatis untuk menentukan tingkat akurasinya. Contohnya, ada seorang Wazer yang memberikan laporan bahwa di posisinya terjadi kemacetan dengan tingkat kemacetan Heavy.
Maka sistem Waze akan segera melakukan ping lokasi GPS di posisi Wazer tersebut untuk menandai lokasi yang dikatakan mengalami kemacetan. Reputasi si Wazer tersebut juga kemudian akan diperiksa, apakah dia adalah Wazer yang kompeten atau tidak. Semakin kompeten, maka semakin dipercaya pula data yang diberikan, sehingga proses otomatisasi akan berjalan lebih cepat. Berdasar data GPS jugalah, si Wazer tersebut kemudian 'diamati' melalui satelit GPS untuk menentukan kecepatan pergerakannya di dalam kemacetan. Dari sana maka juga bisa ditentukan sebenarnya Wazer tersebut berada di tingkat kemacetan seperti apa, apakah benar berada di Heavy Traffic.
Sementara Waze memantau Wazer tersebut lewat GPS, apabila ada Wazer lain yang memberikan reportase yang sama, maka sistem juga akan secara otomatis menyebarkan informasi tadi ke semua Wazer. Sehingga, proses konfirmasi kemacetannya pun akan menjadi semakin cepat. Dengan kata lain, proses pemberitahuan kemacetan akan menjadi lebih efektif jika ada 2 atau lebih Wazer yang berada di lokasi yang sama.
Ø  Setelah laporan Wazer diterima
Setelah laporan kemacetan tersebut dikonfirmasi lewat sistem, maka informasi tersebut akan langsung disebarkan ke seluruh Wazer di region tersebut. Setelah itu, Waze akan memberikan solusi atau mencarikan jklur alternative bagi pengguna  untuk menghindari kemacetan yang terjadi pada rute tersebut.
Namun, jika ternyata pengguna tidak dapat menghindari kemacetan tersebut, maka Waze akan menampilkan waktu yang dibutuhkan untuk melewati kemacetan, sekaligus menambah waktu prediksi kedatangan di tujuan. Sistem Waze juga akan terus memonitor lokasi kemacetan. Jika kemudian ada Wazer yang melewati posisi kemacetan tersebut dengan kecepatan normal, maka sistem Waze juga akan menghilangkan notifikasi kemacetan tersebut dari sistem dan menandai bahwa jalan tersebut sudah kembali normal. Namun, sama seperti proses report, butuh 2 atau lebih Wazer untuk benar-benar dapat memastikan kondisi jalan tersebut telah kembali normal.

·         Kelemahan
Seperti aplikasi lain, Waze juga masih memiliki beberapa kelemahan. Waze masih memiliki kelemahan terutama pada map editor. Aplikasi Waze masih belum dapat membedakan antara jalan yang berada di ketinggian yang berbeda. Seperti misalnya jalan yang berada di bawah jalan tol, atau di bawah jalan layang (flyover). Karena sistem GPS yang ada saat ini masih memetakan dari satu sudut pandang 2D saja. Meskipun, teknologi GPS juga terus berkembang, Waze juga sedang dalam tahap pengembangan agar dapat membedakan ketinggian. Terutama karena sistem navigasi kini tidak lagi hanya mengandalkan data GPS saja, melainkan data-data yang dikumpulkan dari Smart City juga dapat memperkaya informasi yang dikembangkan di Waze. Selain itu pada aplikasi Waze ini masih sering terjadi “Gagal Routing”. Hal ini dikarenakan jalan yang sudah terbentuk/ada belum sepenuhnya terkoneksi satu dengan lain.


·         Algoritma Flowchart

Ø  Definisi Algoritma A*
Algoritma A* adalah algoritma pencarian graf/pohon yang mencari jalur dari satu titik awal ke sebuah titik akhir yang telah ditentukan. Algoritma A* menggunakan pendekatan heuristik h(x) yang memberikan peringkat ke setiap titik x dengan cara memperkirakan rute terbaik yang dapat dilalui dari titik tersebut. Setelah itu setiap titik x tersebut dilakukan pengecekkan satu-persatu berdasarkan urutan yang dibuat dengan pendekatan heuristik tersebut. Maka dari itulah algoritma A* adalah contoh dari Best First Search.
                Fungsi Evaluasi f(n) = g(n) + h(n)
                g(n) = jarak untuk menuju n
                h(n) = estimasi jarak dari n menuju goal
                f(n) = estimasi total cost dengan melalui n ke goal

Ø  Terminology Dasar
-          Starting Point, adalah sebuah terminology posisi awal sebuah benda
-          A, adalah simpul yang sedang dijalankan algoritma pencarian jalan terpendek.
-          Simpul (nodes), adalah petak-petak kecil sebagai representasi dari area path-finding. Bentuknya dapat berupa persegi, lingkaran, maupun segitiga.
-          Open List, adalah tempat menyimpan data simpul yang mungkin diakses dari starting point maupun simpul yang sedang dijalankan.
-          Closed List, adalah tempat menyimpan data simpul sebelum A yang juga merupakan bagian dari jalur terpendek yang telah berhasil didapatkan.
-          Harga (cost), adalah nilai yang diperoleh dari penjumlahan nilai G, jumlah nilai tiap simpul dalam jalur terpendek dari starting point ke A, dan H, jumlah nilai perkiraan dari sebuah simpul ke simpul tujuan.
-          Rintangan (unwalkable), adalah sebuah atribut yang menyatakan bahwa sebuah simpul tidak dapat dialui oleh A.

Ø  Pseudocode Penerapan Algoritma A* pada Aplikasi Waze
 Pseudocode Algoritma A* aplikasi Waze dapat dijabarkan sebagai berikut :
1.       Menentukan start point
2.       Memasukkan simpul awal ke OpenList
3.       Memilih simpul tetangga dan menghitung nilai f(x) simpul tersebut dengan f(x) = g(x) + h(x)
4.       Nilai h(x) suatu simpul dikalkulasi dengan cara sebagai berikut :
-          Mendapatkan waktu yang akan ditempuh dari suatu titik ke titik lainnya dengan mengansumsikan kecepatan yang tidak diberikan informasinya oleh para wazers adalah 60km/jam.
-          Mengkonversi kecepatan yang diberitahukan oleh para wazers atau kecepatan asumsi ke dalam m/s
-          Menghitung waktu tempuh dari suatu tempat ke tempat lainnya dengan rumus kecepatan yaitu jarak = kecepatan * waktu (dalam sekon)

5.       Melakukan pengulangan untuk setiap simpul pada OpenList dan melakukan langkah berikut :
-          Mencari simpul dengan nilai f(x) terkecil pada OpenList
-          Untuk setiap tetangga pada dari simpul dengan f(x) terkecil tersebut dilakukan :
a)       Jika simpul tetangga dari simpul tersebut sudah ada pada CloseList maka simpul tersebut diabaikan
b)      Jika simpul tetangga tersebut belum ada pada OpenList, buat simpul yang sedang diekspan menjadi simpul parent dari simpul tetangga tersebut dan menyimpan nilai f, g, dan h simpul tetangga tersebut.
c)       Jika simpul tetangga tersebut sudah ada pada OpenList, cek jika simpul tetangga tersebut lebih baik, menggunakan nilai g sebagai ukuran. Jika lebih baik, maka ganti parent dari simpul tetangga ini dengan simpul sekarang, lalu lakukan kalkulasi ulang nilai f, g, dan h dari simpul ini
-          Pengulangan dihentikan apabila simpul tujuan telah ditemukan dan OpenList belum kosong

6.       Menyimpan rute secara backward urut mulai dari simpul tujuan ke parent-nya hingga mencapai simpul awal sambil menyimpan simpul-simpul tersebut ke dalam sebuah List atau Array.





Selasa, 14 Januari 2020


CRITICAL REPORT
Imam Sohibbulbet, Dini Destiani Siti Fatimah, “Perancangan Sistem Pakar Masalah Kesehatan Remaja Berbasis Android”.

1.      Field Estabhlisment

·     Kecerdasan buatan atau artificial intelligence adalah salah satu cabang ilmu komputer yang membuat agar mesin ( computer ) dapat berpikir dan bernalar seperti manusia.
·    Sistem pakar adalah sistem berbasis komputer yang menggunakan pengetahuan, fakta, dan teknik aktivitas cerdas untuk mengatasi masalah yang biasanya dapat diatasi hanya oleh seorang pakar pada bidang tertentu.
·    Basis pengetahuan adalah inti dari sistem pakar yang merupakan tempat penyimpanan pengetahuan dalam memori komputer, dimana pengetahuan ini diambil dari pengetahuan pakar.
·  Mesin inferensi merupakan otak dari aplikasi sistem pakar. Bagian inilah yang menuntun user untuk memasukkan fakta sehingga diperoleh suatu kesimpulan. Terdapat dua Teknik penalaran (inferensi) yaitu penalaran maju (forward chaining) dan penalaran mundur (backward chaining)
·     Basis data adalah bagian yang mengandung semua fakta-fakta, baik fakta awal pada sistem mulai beroperasi maupun fakta-fakta yang didapatkan pada saat pengambilan keputusan.
·      User interface digunakan untuk media komunikasi antara user dengan sistem yang dirancang.
·    Proses pengujian black box adalah pengujian yang dilakukan dengan cara menguji aplikasi dengan memasukkan data ke dalam form-form yang telah disediakan.

2.      Masalah

·    Remaja menjadi kelompok paling besar yaitu 18% dari seluruh jumlah penduduk Indonesia, namun kelompok remaja justru yang tidak pernah diperhatikan secara komprehensif dan konsisten.
·  Gabungan efek perubahan hormonal yang dimulai pada pubertas dengan faktor-faktor psikologis dalam berkembangnya kemandirian sering menimbulkan berbagai masalah kesehatan pada remaja.
·   Kecemasan atas perubahan tubuh,anemia,kebugaran,serta kesehatan wajah seperti jerawat dan komedo sering membuat para remaja merasa canggung.
·    Ketersediaan seorang pakar remaja saat ini sedikit ditemukan, maka perlu dilakukan proses duplikasi dari pengetahuan pakar agar lebih mudah diakses oleh kalangan remaja.
·   Sebagian besar remaja mengalami kebingungan, canggung dan bahkan malu mengungkapkan masalah kesehatan yang dideritanya. Para remaja lebih memilih mencari informasi sendiri tentang masalah kesehatan yang sedang mereka alami.
·    Beberapa penyakit yang dianggap ringan oleh para remaja justru dapat menyebabkan dampak yang berbahaya pada remaja tersebut.

3.      Solusi

·  Dibuat suatu aplikasi sistem pakar berbasis android untuk mendeteksi masalah kesehatan pada remaja berdasarkan gejala yang dialami dan memberikan hasil diagnosis berupa nama penyakit dan solusi penanganan.
·      Penelitian ini juga menerapkan metode pengembangan sistem pakar Expert System Development Life Cycle untuk mengumpulkan pengetahuan kepakaran dan metode pengembangan Rational Unified Process untuk pengembangan aplikasi.
·     Melakukan tahapan wawancara dengan para pakar dan studi literatur kemudian dirumuskan menjadi suatu table akuisisi pengetahuan, lalu direpresentasikan dalam bentuk pohon keputusan.
·      Pada pengembangan mesin inferensi, hasil dari pohon keputusan diproses menjadi aturan-aturan dalam bentuk kaidah produksi dengan menggunakan metide forward chaining
·   Berkolaborasi dengan para stakeholder, spesifikasi-spesifikasi bisnis untuk perangkat lunak, dapat diidentifikasi,, arsitektur garis besar untuk sistem dapat disusulkan dan suatu rencana untuk tahapan-tahapan yang bersifat iterative dan incremental yang berkaitan dengan proyek mualai dikembangkan.
·      Menghaluskan skenario-skenario pengguna yang pada dasarnya bermanfaat untuk mendeskripsikan bagaimana para pengguna akhir dan para actor lainnya akan berinteraksi dengan sistem.
·  Fitur-fitur dan gungsi-fungsi yang sudah dibuat diimplementasikan dalam bentuk kode-kode bahasa pemrograman berorientasi objek tertentu yang dipilih. Kemudian, unit-unit pengujian dirancang dan dieksekusi.
4.      Evaluasi

·      Pada pohon keputusan ditandai dengan huruf y untuk kondisi ya dan huruf t untuk kondisi tidak, serta symbol ( “ ) apabila tidak ada penyakit yang terdiagnosis.
·     Topik masalah gizi pada remaja dijadikan acuan dalam merancang kaidah produksi untuk memudahkan dalam proses pengembangan mesin inferensi.
·     Pengujian yang akan dilakukan pada sistem pakar ini menggunakan metode pengujian black box dan juga pengujian bersama pakar secara langsung.

5.      Kontribusi

·   Membuktikan bahwa penggabungan dua metodologi yaitu metode Expert System Development Life Cycle ( ESDLC ) dan metode Rational Unified Process untuk aplikasi android merupakan ide yang tepat.

6.      Critical Review

·         Good
Sistem pakar guna mendiagnosis gejala masalah kesehatan remaja ini dapat membantu memudahkan masyarakat khususnya pada kalangan remaja untuk dapat melakukan pendeteksian secara dini tentang masalah kesehatan yang biasa terjadi pada remaja beserta solusi penanganannya. Ide sistem pakar dengan berbasis android ini merupakan pilihan yang tepat karena, lebih mudah untuk diakses. Dalam hal ini, melihat sasaran aplikasi yaitu kalangan remaja yang dirasa aktif dalam menggunakan perangkat gadget.

·         Bad
Pada jurnal di bagian implementasi aplikasi kurang digambarkan secara detail setiap desain tampilan halamannya. Desain yang ditampilkan kurang memberikan penjelasan yang lebih memadai. Terlebih sistem pakar yang dibangun dalam aplikasi ini berbasis android, jadi seharusnya bisa lebih merancang tampilan desain yang lebih menarik dan jelas sehingga mudah dipahami oleh sasaran pengguna aplikasi yaitu para remaja.

Minggu, 29 September 2019


Penerapan Grafik Komputer & Pengolahan Citra pada Kehidupan Sehari-hari

Dalam zaman yang sudah serba teknologi seperti saat ini, segala pekerjaan serta aspek-aspek kehidupan manusia sehari-hari menjadi tak luput dari yang namanya teknologi, baik teknologi di bidang kesehatan , sekolah maupun perkantoran. Saat ini teknologi sudah berkembang pesat, pada kesempatan kali ini saya akan membahas tentang teknologi di bidang komputer grafis dan pengolahan citra
Grafika komputer adalah bagian dari ilmu komputer yang memiliki kaitan dengan proses memanipulasi suatu gambar. Komputer grafis bisa disebut juga dengan proses penyimpanan atau manipulasi dari suatu model, gambar, grafik, diagram, atau suatu artistic menggunakan komputer (digital) dengan bantuan software.
Sedangkan, pengolahan citra merupakan bidang ilmu yang mempelajari tentang bagaimana suatu citra itu dibentuk, diolah, dan dianalisis sehingga menghasilkan informasi yang dapat dipahami oleh manusia. Teknik-teknik pengolahan citra mentransformasikan citra ke citra yang lain. Jadi masukannya adalah citra dan keluarannya juga dalam bentuk suatu citra. Pengolahan citra bertujuan memperbaiki kualitas citra agar mudah diinterpretasi oleh manusia atau mesin (dalam hal ini komputer).


PENERAPAN PENGOLAHAN GRAFIKA KOMPUTER DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

Desktop publishing

Desktop publishing adalah penggunaan komputer dan software khusus untuk membuat tampilan visual dari ide dan informasi. Trend teknologi desktop publishing ini dimanfaatkan untuk penerbitan percetakan iklan secara komersial atau distribusi elektronik termasuk PDF, menunjukkan slide, newsletter email, dan situs web. Pada Desktop Publishing, kecepatan bukan merupakan hal yang terpenting. Tetapi karena pada monitor nanti akan tampak gambar, seperti pada hasil tercetak maka komputer yang diperlukan adalah komputer yang berkemampuan tinggi. Selain itu sebuah penyimpanan data (RAM) dengan kapasitas 640KByte sangat lah diperlukan, mengingat luasnya program. Di samping itu pada program yang dapat menciptakan gambar dan teks, dan juga sejumlah data yang penting pada proses pengelolahan gambar.
Desktop publishing (atau dikenal dengan istilah DTP) menggabungkan sebuah komputer pribadi dan WYSIWYG layout halaman perangkat lunak untuk membuat publikasi dokumen pada komputer baik untuk penerbitan skala besar atau kecil skala lokal multifungsi periferal output dan distribusi.
Umumnya, DTP digunakan untuk menggambarkan tata letak halaman keterampilan. Namun, keterampilan dan perangkat lunak tidak terbatas pada kertas dan penerbitan buku. Keterampilan yang sama dan software yang sering digunakan untuk membuat grafik untuk menampilkan titik penjualan , materi promosi , pameran perdagangan menunjukkan , paket desain ritel dan luar tanda . Singkatnya, tekonologi DTP berfokus menjadi sebuah aplikasi untuk membantu dalam pembuatan halaman.

Aplikasi penunjang Teknologi Dekstop Publishing
·         Adobe FrameMaker Adobe FrameMaker
·         Adobe InDesign Adobe InDesign
·         Adobe PageMaker Adobe PageMaker
·         CorelDRAW CorelDRAW
·         Corel Ventura Corel Ventura
·         iStudio Publisher iStudio Penerbit
·         Microsoft Office Publisher Microsoft Office Publisher
·         Scribus Scribus
·         Serif PagePlus Serif PagePlus


PENERAPAN PENGOLAHAN CITRA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

Mikroskop Elektron

Mikroskop elektron adalah sebuah penciptaan teknologi mikroskop yang mampu untuk melakukan pembesaran objek sampai 2 juta kali, dengan menggunakan elektro statik dan elektro magnetik untuk mengontrol pencahayaan dan tampilan gambar serta memiliki kemampuan pembesaran objek serta resolusi yang jauh lebih bagus daripada mikroskop cahaya pada umumnya. Mikroskop elektron ini memanfaatkan jauh lebih banyak energi dan radiasi elektromagnetik yang lebih pendek dibandingkan mikroskop cahaya.
Kelebihan dari teknologi mikroskop electron ini yaitu,  dapat menghasilkan gambar yang lebih besar, jelas dan lebih baik daripada microskop cahaya biasa. Namun disamping itu, sayangnya dalam penggunaan mikroskop elektron membutuhkan proyektor dan ruangan yang luas untuk melihat hasil pengamatan.

·         Perkembangan Mikroskop Elektron.

1.      TEM & STEM.
Awal mula diciptakannya mikroskop elektron adalah berbentuk mikroskop transmisi elektron yang menggunakan dua lensa medan magnet dan sekarang telah dikembangkan menjadi mikroskop pemindai transmisi elektron (STEM). STEM memindai obyek menggunakan pola pemindaian dimana obyek tersebut dipindai dari satu sisi ke sisi lainnya (raster) yang menghasilkan lajur-lajur titik (dots) yang membentuk gambar seperti yang dihasilkan oleh CRT pada televisi / monitor.

2.      SEM & ESEM.

a)      SEM.
Scanning Electron Microscopy (SEM) digunakan untuk mengamati detil permukaan sel atau struktur mikroskopik lainnya, dan mampu menampilkan pengamatan obyek secara tiga dimensi. Resolusi hingga 50 nm atau magnifikasi 8.000 kali.
b)      ESEM.
Environmental Scanning Electron Microscope (ESEM) ini merupakan pengembangan dari SEM, yang dikembangkan untuk mengatasi objek pengamatan yang tidak memenuhi syarat sebagai objek TEM maupun SEM. ESEM ini dimungkinkan bagi seorang peneliti untuk meneliti sebuah objek yang berada pada lingkungan yang menyerupai gas yang betekanan rendah (low-pressure gaseous environments) misalnya pada 10-50 Torr serta tingkat humiditas diatas 100%.

·         Hubungan Mikroskop Elektron dengan Pengolahan Citra.
Penerapan pengolahan citra pada mikroskop elektron digunakan untuk meneliti elemen-elemen kecil yang harus diperbesar ribuan kali dari ukuran sebenarnya. Pencitraan ini tidak dilakukan dengan menggunakan cahaya melainkan dengan tembakan elektron.

Contoh penerapan pengolahan citra, misalnya saja terdapat bagian dari sebuah sel yang rusak sebagai hasil dari pencitraan mikroskop elektron. Bagian dari sel yang rusak itu adalah sebuah citra dan dilakukan pembesaran pada objek tersebut agar objek tersebut (sel) itu terlihat lebih jelas daripada sebelumnya. pengamatan pada objek ini termasuk pengolahan citra karena sebuah objek yang diamati oleh mikroskop elektron akan diolah sebagai sebuah objek yang baru yaitu setelah dilakukannya pembesaran pada objek tersebut. Jadi, objek yang lama merupakan sebuah citra lalu diolah oleh mikroskop elektron menjadi sebuah citra yang baru yaitu objek yang sudah diperbesar gambarnya dari sebelumnya.

Sumber :


Kamis, 18 April 2019


Perbedaan BRM dengan SLM


BRM (Business Relation Management)



·        Maksud dan Tujuan
Manajemen hubungan bisnis (BRM) adalah pendekatan formal untuk pemahaman, mendefinisikan, dan mendukung kegiatan antar-usaha yang terkait dengan jaringan bisnis. Manajemen hubungan bisnis terdiri dari pengetahuan, keterampilan, dan perilaku (atau kompetensi) yang membina hubungan yang produktif antara organisasi jasa (misalnya Sumber Daya Manusia , teknologi informasi , departemen keuangan, atau penyedia eksternal) dan mitra bisnis mereka. Adapun tujuan dari  manajemen hubungan bisnis adalah untuk memahami kebutuhan pelanggan bisnis dan untuk memberikan layanan yang memenuhi kebutuhan tersebut.

·        Peran
Penyebaran BRM didasarkan pada argumen bahwa penyedia layanan dan pelanggan akan memperoleh keuntungan dari suatu hubungan yang berusaha menyelaraskan aktivitas penyedia layanan dengan kebutuhan bisnis yang berkembang dari pelanggan dan meningkatkan pemahaman pelanggan terhadap penawaran dan nilai penyedia layanan. BRM berbeda dari manajemen hubungan perusahaan dan manajemen hubungan pelanggan meskipun hal itu berkaitan. Ini adalah ruang lingkup yang lebih besar daripada penghubung yang sejalan kepentingan bisnis dengan TI Penyerahan. Ruang lingkup manajemen hubungan bisnis berfokus pada penyelarasan pelanggan tujuan dengan kegiatan penyedia layanan TI.

·        Fokus BRM
Bisnis Relationship Management berfokus pada realisasi nilai bisnis melalui mitra bisnis akuntabel, kemajuan dalam skala, ruang lingkup, dan kecanggihan efek jaringan gangguan konstan sebagai ‘normal baru’ dinamis bisnis, desentralisasi pengetahuan dan devaluasi kekayaan intelektual tradisional, peningkatan keterbukaan pengetahuan jaringan,  penurunan komando dan kontrol manajemen.



SLM (Service Level Management)


·        Maksud dan Tujuan
Layanan Manajemen tingkat (SLM) hadir untuk memastikan bahwa layanan sepenuhnya menyelaraskan dengan kebutuhan bisnis dan memenuhi persyaratan pelanggan fungsi, ketersediaan dan kinerja. Sedangkan Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa tingkat layanan negogiasi dan setuju dengan pelanggan dan semua layanan disampaikan ke tingkat layanan yang telah disetujui yang didefinisikan di dalam indikator kinerja yang telah disepakati. SLM pelayan dari hubungan antara penyedia layanan teknologi informasi dan pelanggan dan bertanggung jawab kepada pengguna untuk layanan disampaikan.

·        Indikator Performa SLM
Indikator performa SLM memberi suatu mekanisme untuk memonitor dan memperbaiki tingkat layanan sebagai tolok ukur kesuksesan. Mekanisme ini menjadikan organisasi lebih cepat dalam bereaksi menangani  permasalahan dan akan lebih mudah mengenali isu yang mempengaruhi layanan. Mengabaikan  pengukuran terhadap tingkat layanan sama artinya dengan meninggalkan segala rancangan proaktif yang telah dibuat karena organisasi dipaksa berada dalam kondisi reaktif.

·        Kegiatan pokok SLM
-      Mengembangkan dan bernegosiasi SLA dengan pelanggan
-     Menjamin SLA didukung oleh internal (OLAs) dan eksternal (UCs) perjanjian         yang mendukung pencapaian tingkat layanan yang telah disetujui
-     Bertindak sebagai jembatan antara penyedia layanan teknologi informasi dan           bisnis
-     Untuk mengelola dan memelihara hubungan positif, konstruktif dengan                 pelanggan. Sebagai antarmuka utama antara teknologi informasi dan bisnis, itu       harus tetap up to date dengan semua perkembangan yang relevan.


Perbedaan BRM dengan SLM
BRM itu dia lebih ke hubungan jangka panjang dengan pelangggan dan harus tahu kalau pelanggan itu senang dengan apa yang kita sampaikan, sedangkan SLM itu dia lebih ke perjanjian yang telah di buat dengan pelanggan pada tingkat layanan yang diberikan untuk layanan tertentu, dan menegaskan bahwa tingkat layanan itu terpenuhi, dan pelanggan kita menjadi puas oleh layanan itu.


Selasa, 16 April 2019


Audit Sistem Informasi Pada PT. ANTAM (PERSERO) TBK
Menggunakan Pendekatan CobIT




Seiring dengan berkembangnya zaman, pemenuhan kebutuhan akan sistem informasi bagi semua jenis organisasi menyebabkan perkembangan sistem informasi yang begitu pesat. Penerapan teknologi informasi pada proses bisnis suatu perusahaan dipandang sebagai suatu solusi yang nantinya dapat meningkatkan kemampuan perusahaan di dalam persaingan. Hal ini menyebabkan pentingnya peningkatan peran teknologi informasi agar selaras dengan investasi yang telah dikeluarkan, sehingga dibutuhkan perencanaan secara implementasi yang optimal.

Peranan Sistem Informasi yang signifikan ini tentu harus diimbangi dengan pengaturan dan pengelolaan yang tepat, sehingga kerugian-kerugian yang mungkin terjadi dapat dihindari. Kerugian yang dimaksud dapat timbul dari masalah-masalah, seperti adanya kasus kehilangan data, kebocoran data, informasi yang tersedia tidak akurat yang disebabkan oleh pemrosesan data yang salah sehingga integritas data tidak dapat dipertahankan, penyalahgunaan komputer, serta pengadaan investasi Teknologi Informasi (TI) yang bernilai tinggi namun tidak diimbangi dengan pengembalian nilai yang sesuai. Hal-hal tersebut tentunya sangat mempengaruhi pengambilan keputusan, termasuk mempengaruhi efektifitas dan efisiensi di dalam pencapaian tujuan dan strategi organisasi.

Sehubungan dengan alasan tersebut diperlukan adanya sebuah mekanisme kontrol audit sistem informasi atau audit terhadap pengelolaan teknologi informasi. Audit SI/TI dalam kerangka kerja CobIT , yang lebih sering disebut dengan istilah IT Assurance ini bukan hanya dapat memberikan evaluasi terhadap keadaan tata kelola Teknologi Informasi di PT ANTAM (Persero) Tbk, tetapi dapat juga memberikan masukan yang dapat digunakan untuk perbaikan pengelolaannya di masa yang akan datang.



Ø Audit Atas Pengendalian Umum
Audit atas pengendalian umum adalah audit sistem informasi pada lingkungan ICT perusahaan yang terdiri dari pengendalian manajemen, pengendalian fisik, pengendalian lingkungan dan akses logis ke dalam sistem dan aplikasi.

Hasil dari audit atas pengendalian umum pada PT Antam Persero (Tbk) adalah:


Ø Identifikasi Maturity Level menggunakan pendekatan CobIT 4.1

Ada beberapa tahapan yang harus dilakukan untuk mengidentifikasi Maturity Level pada perusahan menggunakan pendekatan CobIT 4.1. Diantaranya adalah mengidentifikasi business goals perusahaan, lalu menghubungkan business goals perusahaan dengan business goals CobIT 4.1, setelah itu medeteksi IT goals perusahaan, lalu menghubungkan IT goals perusahaan dengan IT goals CobIT 4.1, setelah itu baru dapat terdeteksi IT process CobIT 4.1 mana saja yang terdeteksi pada perusahaan.
Setelah melakukan tahapan tersebut, hasil IT process CobIT 4.1 yang terdeteksi pada PT ANTAM (Persero) Tbk adalah sebagai berikut :




Sedangkan hasil perhitungan dari Maturity Level atas IT process yang terdeteksi tersebut adalah:


Hasil opini audit menggunakan CobIT 4.1 adalah:


Sehingga penulis dapat menyimpulkan dari perbandingan perolehan opini tersebut, bahwa opini umum untuk PT ANTAM (Persero) Tbk adalah Qualified, yaitu sudah menemukan pola pengembangan yang terarah dan berjalan dengan pola yang sama.


Ø Audit Atas Pengendalian Aplikasi
Dalam melakukan audit atas pengendalian aplikasi yang terdiri dari audit atas pengendalian batasan (Boundary Controls), pengendalian masukan (Input Controls), pengendalian proses (Process Controls) dan pengendalian keluaran (Output Controls).
Hasil dari masing-masing pengendalian aplikasi adalah sebagai berikut:

a)     Pengendalian batasan (Boundary Controls)

Kendali batasan meyakinakan bahwa Sistem Aplikasi dilengkapi dengan login akses berupa password dan username serta terdapat batasan-batasan terhadap kewenangan user dalam mengakses aplikasi.


a)     Pengendalian masukan (Input Controls)
Kendali input meyakinkan bahwa transaksi di-input ke dalam dan diterima oleh komputer, diproses hanya sekali, tanpa duplikat dan kesalahan.
Adapun temuan audit yang dihasilkan dari Pengendalian Masukan (Input Controls) adalah:


a)     Pengendalian keluaran (Output Controls)
Kendali output meyakinkan bahwa data output: dilaporkan dengan cara yang benar, dapat dilihat/tersedia hanya untuk personil yang memiliki otoritas serta ditahan atau dihancurkan secara wajar/memadai.
Adapun temuan audit yang dihasilkan dari Pengendalian Keluaran (Output Controls) adalah:



Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis pengendalian umum pada PT ANTAM (Persero) Tbk secara keseluruhan pengendalian umum sudah cukup, karena:

a)     Pada pengendalian manajemen sudah terdapat :
·        IT strategy jangka pendek dan janga panjang, kebijakan dan prosedur tertulis.
·        Arah kebijakan TI sudah jelas dan sudah dikomunikasikan kepada staff
·        Sudah terdapat keseragaman arsitektur informasi
·        Tenaga kerja bagian TI sudah cukup dalam hal jumlah dan kompetensi.
·        Sudah terdapat monitoring atas kinerja bagian TI,
·        Sudah terdapat quality assurance dan analisa resiko.
·        Sudah terdapat manajemen proyek.
·        Dokumentasi sudah lengkap dan sudah memenuhi standar

b)    Pada pengendalian fisik sudah terdapat :
·        Auto lock dan auto logout.

c)     Pada pengendalian lingkungan sudah terdapat :
·        Peraturan tertulis mengenai persyaratan ruang server.
·        Sudah terdapat peraturan peralatan yang cukup untuk menjaga kondisi ruangan server.
·        Sudah terdapat Disaster Recovery Planning (DRP) dan Disaster Recovery Center (DRC).

a)     Pada akses logis ke dalam sistem dan aplikasi sudah terdapat :
·   Berdasarkan hasil analisis COBIT perusahaan berada pada level rata-rata 3,9. Pada level ini,  proses TI di PT ANTAM (Persero) Tbk berada pada skala rata-rata 3, yaitu Defined, bahwa seluruh proses telah didokumentasikan dan telah dikomunikasikan, serta dilaksanakan pengembangan sistem komputerisasi yang baik, namun proses evaluasi belum dilakukan  secara menyeluruh, sehingga masih ada kemungkinan dapat terjadinya penyimpangan.
·     Di PT ANTAM (Persero) Tbk, terdapat 8 proses berada pada level optimised, 18 proses pada  level managed and measured dan 8 proses pada level defined.
·  Berdasarkan hasil mapping antara business goals PT ANTAM (Persero) Tbk dan COBIT framework 4.1, terdapat 29 proses control objectives yang harus diperhatikan perusahaan.
·     Secara keseluruhan berdasarkan 29 proses COBIT opini umum untuk perusahaan adalah qualified karena 5 proses lainnya tidak terdeteksi terhadap proses lainnya.


Berdasarkan hasil analisis pengendalian aplikasi dapat disimpulkan bahwa:

a)     Pengendalian Batasan (Boundary Controls)
    Sudah cukup memadai, karena Sistem Aplikasi dilengkapi dengan login akses berupa password dan username serta terdapat batasan-batasan terhadap kewenangan user dalam mengakses aplikasi.

b)    Pengendalian Masukan (Input Controls)
    Sudah cukup memadai, karena transaksi diinput ke dalam dan diterima oleh komputer, diproses hanya sekali, tanpa duplikat dan kesalahan.

c)     Pengendalian Proses (Process Controls)
     Sudah cukup memadai, karena pemrosesan transaksi diterima oleh komputer, diproses dengan logika yang valid, melalui seluruh fase pemrosesan, dan di update ke file dan data yang benar.

d)    Pengendalian Keluaran (Output Controls)
   Sudah cukup memadai, namun tidak terdapat contact person apabila terjadi sesuatu atas laporan yang dihasilkan, tidak terdapat end of page yang menyatakan bahwa laporan lebih dari satu halaman dan tidak terdapat batas waktu penyimpanan terhadap laporan sehingga membuat pelaksanaannya menjadi kurang efektif dan efisien.



sumber :

https://sis.binus.ac.id/2015/06/24/pentingnya-audit-sistem-informasi-bagi-organisasi/
http://eprints.binus.ac.id/27739/